Jumat, 23 November 2012

Israil Dilema Oleh 3 Pilihan


Israel Menghadapi Pilihan Sulit: Antara Perang dengan Hizbullah, Hamas dan Suriyah

bannerrokok
shock
Moralitas Serdadu Israel Terus Menurun Menghadapi Ketegaran Perlawanan
Infoplestina: Semua pilihan ini masing-masing memiliki keistimewaan yang cukup untuk membuat para petinggi Zionis Israel untuk menundukkan pandangan darinya dan beralih pada pilihan yang lain. Pilihan yang diharapkan bisa membuat PM Israel Ehud Olmert, Menhan Israel Ehud Barak dan pimpinan Angkatan Bersenjata Israel bisa berdiri menghadapi satu pilihan dari aksi-aksi yang diutamakan di antara pilihan-pilihan yang paling banyak memberikan andil kekalahan dalam sejarah politik – militer – keamanan zionis Israel.
Pilihan Pertama: Perang Kembali Melawan Hizbullah
Sebagian pihak berkeyakinan, perang ini penting. Karena keberhasilan militer dalam mengalahkan Hizbullah akan menghapus simpul yang telah menguasai Negara (Israel). Disamping kemenangan ini akan menunjukan citra Israel di hadapan para sekutu dan musuh-musuhnya dengan citra yang kuat. Sehingga bisa membuat keder pihak-pihak Arab lain yang saat ini tengah melakukan rencana menggunakan cara-cara dan taktik Hizbullah dalam perang yang tidak seimbang. Kemenangan atas Hizbullah ini juga akan bisa menjamin perbatasan utara Israel dan dukungan pemerintah Seniora beserta kelompok 14 Maret yang menjadi sekutu Barat dan Israel. Dan barangkali kemenangan ini bisa menghabisi secara total obsesi-obsesi politik.
Sementara mereka yang menentang pilihan ini mengatakan bahwa perang melawan Hizbullah hanya akan mengakibatkan bertambahnya kekalahan dan kerugian yang lebih besar. Karena Hizbullah telah menjadi lebih kuat dari sebelumnya. Baik dari sisi logistik, persiapan pasukan maupun tingkat dukungan rakyat kepadanya. Ditambah lagi bahwa perang agresi baru terhadap Hizbullah akan berakibat kepada pemberangusan upaya-upaya internasional berkaitan dengan langkah-langkah untuk menciptakan stabilitas Libanon dan berkaitan dengan mahkamah internasional. Perang baru ini justru akan menaikkan tingkat penentangan internasional terhadap Israel, terlebih lagi pasukan internasional yang ada di selatan Libanon akan mengalami kesulitan melintas. Belum lagi opini publik dunia yang dipastikan, kali ini akan memilik kepada Hizbullah pada satu sisi dan pada sisi lain akan mengecam Israel. Bisa jadi benar-benar berhasil di lapangan pada awal-awal perang karena keberhasilan media-media Israel dan Barat dalam mencitrakan Hizbullah sebagai pihak melakukan pelanggaran dan bersalah dengan menculik serdadu Israel. Namun pada akhir peperangan sikap ini akan berubah dan menjadikan Israel sebagai pihak yang melanggar dan besalah. Israel menjadi pihak yang dikecam dan Hizbullah sebagai korban kejahatan.
Pilihan Kedua: Perang Melawan Hamas
Mereka yang meminta agar pemerintah Israel memilih melakukan perang melawan Hamas mengatakan, perang ini memberi kesempatan kepada Israel untuk menghabisi gerakan Hamas dan memperlemah gerakan ini sehingga setelah itu tidak akan bisa lagi mengembalikan kekuatannya. Dan setelah berhasil dalam perang melawan gerakan Hamas ini, Israel akan bisa memberikan dukungan yang nisa menjamin kelangsungan masa depan gerakan Fatah dan orientasi-orientasi pemimpinnya, Presiden Mahmud Abbas. Keberhasilan perang melawan Hamas juga memberikan pesan kuat kepada orang-orang Palestina bahwa mereka cukup untuk melanjutkan nasibnya di belakang Mahmud Abbas dan gerakan Fatah.
Mereka yang mendukung alternatif perang melawan Hamas ini melihat bahwa pemberangusan Hamas di Jalur Gaza akan memberikan waktu luang bagi Israel untuk melakukan proses (penataan) di dalam tubuh ototitas Palestina yang dimpimpinan Mahmud Abbas, melakukan kordinasi dengan Yordania dan Mesir untuk memperkuan mainstream (arus utama) kelompok yang dipimpin Salam Fayad di dalam otoritas Palestina dan berlepas dari dari Mahmud Abbas beserta para sekutunya secara tenang dan tidak manarik perhatian.
Namun mereka yang menentang alternatif ini melihat bahwa perang melawan gerakan Hamas akan mengakibatkan terjadinya banyak kerugian materi dan jiwa di kalangan pesonel militer Israel. Disamping itu perang melawan gerakan Hamas juga akan mengakibatkan meroketnya tingkat popularitas Hamas di Tepi Barat. Hal ini bisa berdampaik fatal, yang pada akhirnya bisa mengakibatkan terjadinya pengepungan terhadap Mahmud Abbas dan pemberangusan gerakan Fatah dari pentas kehidupan politik Palestina. Hal inilah yang tidak diinginkan pihak Yordania. Karena hal ini akan bisa menjadi kemenangan kalangan islamiyin di Yordania untuk lebih kuat lagi melakukan oposisi terhadap sistem kerajaan di Yordania. Ini pula yang tidak diinginkan oleh pihak Israel. Karena kekalahan Mahmud Abbas dan gerakan Fatah berarti pula kerugian Israel untuk bisa menembus lebih besar lagi ke dalam dinas keamanan guna mencapai dan merealisasikan peluang untuk melakukan penyusupan di lingkaran pembuat dan pengambil keputusan Palestina yang tidak mungkin bisa terjadi sebelumnya dan sama sekali tidak akan terulang lagi. Kesempatan strategis ini akan lenyap dari tangannya.
Pilihan Ketiga: Perang Melawan Suriah
Mereka yang mendukung alternatif ini melihat bahwa agresi dan kemenangan atas Suriah pada akhirnya akan bisa menjamin keamanan Israel. Karena hal itu tidak hanya akan melemahkan Suriah saja, namun juga akan melemahkan Hizbullah Libanon dan gerakan Hamas. Disamping juga akan melemahkan keterikatan Iran dengan organisasi timur tengah dan akan memberikan kesempatan Israel untuk berunding dengan Suriah dan Arab dari pusat kekuatan.
Adapun mereka yang menentang alternatif ini mengatakan bahwa agresi terhadap Suriah bukanlah sekadar permaian, rekreasi ataupun manuver sederhana yang bisa direncanakan melalui para jenderal Angkatan Bersenjata Israel dan penugasan kepada militer untuk melaksanakannya. Karena semua data dan realita mengatakan bahwa Suriah mampu menghadapi serangan militer apapun yang dilakukan Israel tanpa harus mengirim seorang prajurit Suriah pun ke dataran tinggi Golan. Media-media IsraelIsrael. Karena Hizbullah dan gerakan Hamas pasti akan berdiri bersama Damaskus apabila benar-benar dilakukan seangan terhadap Suriah. dan Barat telah membicarakan tentang kemampuan rudal Patriot milik Suriah. Mereka ini melihat bahwa serangan terhadap Suriah juga akan menimbulkan refleksi-refleksi negatif. Terutama bahwa serangan ini akan menimbulkan konsekuensi perluasan area perlawanan terhadap
Dan selanjutnya Israel akan menghadapi perang dari tiga arah. Bahaya tidak saja terbatas pada medanIsrael dan pusat kehidupannya. Pertempuran dengan Suriah juga akan membuka front keempat di Tepi Barat, yang semakin membahayakan keamanan Israel karena kemampuan kelompok bersenjata yang ada di Tepi Barat dalam waktu singkat akan bisa menembus lokasi manapun di jantung Israel. Demikian juga Mahmud Abbas dan gerakan Fatah, tidak akan bisa melakukan apa-apa untuk melindungi Israel. Dan kalaupun berupaya melakukan sesuatu untuk mendukung Israel, maka bisa jadi keduanya akan habis total. Dan selanjutnya semua upaya proses damai timur tengah yang sudah dilakukan lenyap. Dan Israel menghadapi posisi politik yang sangat berbahaya. Belum lagi institusi Arab yang selama ini bekerja sama dengan Israel bersama kelompok “Moderat Arab” akan mengalami kebencian dan bahkan kahancuran politik. Dan semua itu akan membahayakan upaya-upaya Amerika – Israel untuk membidik Suriah dan Iran melalui PBB. Dan isolasi terhadap Amerika dan Israel di timur tengah pun akan meningkat, termasuk dari negara-negara seperti Turki dan negara-negara Islam di timur dekat. pertempuran saja, namun akan menjangkau jantung
Potensi kekerasan yang akan lahir di timur tengah terhadap Israel dan Amerika akibat serangan terhadap Suriah akan bisa menghabisi secara total pemerintahan Seniora dan kekuatan kelompok 14 Maret yang bersekutu dengan Amerika dan Israel. Selain juga akan mendorong Partai Keadilan dan Pembangunan Turki untuk mengoreksi arah kebijakan politik Turki, memperkuat posisi Iran di timur tengah, merugikan hubungan Israel yang sudah dibangun melalui kesepakatan damai dengan Mesir dan Yordania, juga hubungan bilateralnya dengan Tunisia, Maroko dan Mouritania, serta kesepahaman politik semi terbuka dengan Arab Saudi dan negara-negara Teluk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar